Jumat, 25 Maret 2016

ARAB SPRING: ‘Badai Revolusi Timur Tengah yang Penuh Darah’


Judul             : Arab Spring
Penulis          : M. Agastya ABM
Penerbit        : IRCiSoD
Tebal             : 236 halaman
Resumed by   : Ayu Afsari

Apa yang terlintas di pikiran kita ketika mendengar atau membaca kata Arab Spring? Baiklah, supaya tidak berpanjang lebar, langsung saja. Arab Spring, jika diartikan secara literal maknanya pemberontakan Arab. Namun secara istilah ada pendapat yang menyatakan bahwa Arab Spring adalah istilah untuk kebangkitan dunia Arab atau pemberontakan yang dimulai di Tunisia pada musin semi, Desember 2010. Adapun pandangan lain menyatakan bahwa Arab Spring adalah gelombang revolusi unjuk rasa dan protes yang terjadi di dunia Arab, yang bertujuan menggulingkan diktator yang berkuasa di negara-negara di Timur Tengah.
Protes yang bernama Arab Spring ini menggunakan teknik pemberontakan sipil dalam kampanye yang melibatkan serangan, demonstrasi, pawai, dan pemanfaatan media sosial, seperti facebook, twitter, youtube, dan skype. Tujuannya adalah mengorganisir, berkomunikasi, serta meningkatkan kesadaran terhadap usaha-usaha penekanan oleh pemerintah. Dalan kejadian tersebut, banyak unjuk rasa ditanggapi keras oleh pihak berwajib.
Motor penggerak Arab Spring adalah para pemuda berpendidikan di masing-masing yang dilanda revolusi. Dalam prosesnya, mereka menghimpun dukungan melalui berbagai media, terutama media sosial. Walau demikian, munculnya revolusi ini (Arab Spring) bukan tanpa dukungan pihak lain, justru banyak pendapat yang beranggapan bahwa revolusi ini tersebut tidak lepas dari campur tangan luar negeri, seperti Uni Eropa, Amerika Serikat dan sekutunya, serta negara-negara Timur sosialis yang memiliki kepentingan terhadap Timur Tengah.
Adapun beberapa keadaan di luar Arab Spring, namun memiliki arti pendukung dalam mmudahkan terjadinya Arab Spring, di antaranya kasus meledaknya WTC, pada tahun 2008 terjadi turbulensi ekonomi di Amerika Serikat, kemudian dua tahu setelahnya terjadi pula di berbagai negara Eropa, yang membuat perekonomian mereka guncang, bahkan sebagian mereka terpuruk.
Akumulasi dari berbagai kejadian tersebut telah turut mendukung dan memudahkan terjadinya Arab Spring. Namun, pemicu utamanya adalah situasi dan kondisi negara yang bersangkutan, yaitu kesenjangan sosial antara pemegang kekuasaan dan rakyat.
Buku ini secara garis besar membahas tentang perjalanan dan perkembangan Arab Spring di beberapa negara di Timur Tengah, di antaranya Tunisia, Mesir, Libya, Yaman, Suriah, dan Bahrain. Alasan pemilihan hanya enam negara tersebut (padahal Arab Spring meledak hampir di seluruh wilayah Timur Tengah) adalah karena keenam negara itu merupakan negara-negara strategis dan penting di Timur Tengah, yang menjadi rebutan banyak pihak.
*Sekian, semoga bermanfaat^^

Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog Indonesi Membaca. 

0 komentar: